Tahukah Anda Usia Yang Tepat Dan Ramah Otak untuk Belajar Membaca, Agar Anak Menjadi Pembaca Yang Bahagia?



      Apakah Anda termasuk ibu yang sedang bingung tentang pro-kontra belajar membaca pada anak usia dini? Pilihan manakah yang lebih tepat untuk perkembangan otak anak, belajar membaca sebelum 7 tahun atau setelahnya? 
Belakangan ini hampir sebagian besar orang tua anak usia dini berusaha supaya anaknya segera bisa membaca. Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa sekolah yang mensyaratkan anak harus sudah bisa membaca dan menulis saat masuk ke sekolah dasar. Padahal berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, pada Pasal 69 ayat (5) disebutkan bahwa penerimaan peserta didik kelas 1 SD/MI atau bentuk lain yang sederajat tidak didasarkan pada hasil tes kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, atau bentuk tes lain.
Apa pengaruhnya jika belajar membaca tidak disesuaikan dengan perkembangan otak?
Proses membaca melibatkan bagian-bagian tertentu di otak, sehingga penting untuk kita perhatikan pengaruh belajar membaca terlalu dini pada otak anak. Tahap belajar membaca membutuhkan kesiapan otak visual dan logika. Menurut Sumardiono, John Medina dalam bukunya “Brain Rule for baby” mengungkapkan bahwa, otak anak akan rusak jika kita memaksa anak untuk belajar sebuah hal sebelum otaknya siap . Dalam hal membaca ini, di kemudian hari, biasanya saat usia remaja, karena proses belajar yang traumatis akan membuat anak-anak jadi mudah lelah saat belajar dan tidak tertarik bahkan benci membaca.
Jim Trelease dalam buku “The Read Aloud Handbook” menyebutkan seharusnya tak boleh tergesa-gesa, 6 atau 7 tahun adalah perkembangan yang alami bagi anak belajar membaca. Finlandia menolak mengajarkan anak-anaknya membaca sebelum berusia 7 tahun dan negara ini malah memiliki angka baca yang tertinggi di dunia.


Lebih lanjut lagi, para ahli menyarankan untuk berhati-hati saat anak belajar membaca. Membaca saat usia dini, prosesnya akan lebih banyak menstimulasi otak visual (otak kanan) yang memang sudah berkembang baik, sementara otak logika (otak kiri) belum siap. 
Maka pada usia dini sebaiknya anak lebih banyak dibacakan buku yang memiliki banyak konten visual. Sedangkan jika otak kiri (otak logika) sudah berkembang baik yaitu sekitar usia 7 tahun maka perlu distimulasi dengan lebih banyak dibacakan teks. Jika anak hanya membaca secara visual, maka anak akan kesulitan membaca teks yang lebih kompleks. Anak jadi hanya sekedar membaca tapi tidak paham makna dan kesulitan membaca dalam rentang waktu yang lebih lama.
Maka penting untuk menunggu otak visual dan otak logika anak berkembang seimbang dulu, baru kemudian belajar membaca. Hal ini bisa dilihat saat anak sudah bisa berjalan dengan mengayunkan tangan kanan dengan kaki kiri atau sebaliknya bersamaan tanpa berpikir, ini menandakan mereka bisa mengakses kedua belah otak secara simultan sehingga akan memudahkan proses membaca anak.
Apa yang terjadi pada otak saat anak belajar membaca?
  Dr. Irnova dalam wawancara kami menjelaskan bahwa membaca memerlukan 2 keterampilan sekaligus, yaitu kemampuan mental kognitif dan emosi untuk mengolah pesan dan makna, dan keterampilan mencerna kode-kode yang diwakili huruf-huruf dalam teks yang membentuk kata. Proses ini bersifat abstrak bagi otak anak, sehingga cara terbaik yang memudahkan otak belajar membaca adalah dengan membuatnya familiar terlebih dahulu dengan teks. Membacakan buku secara nyaring, menunjuk logo, ikon dan nama tempat yang familiar bagi anak akan memberikan paparan dunia teks secara ramah.  
Saat belajar membaca, hampir seluruh area di otak bekerja. Faktanya manusia belajar membaca melalui kesadaran fonologi, mendengar satuan bunyi terkecil dari huruf yang kemudian tersimpan di memori. Misalnya A bunyinya “A”, B bunyinya “beh..bbee...” dan lainnya.
Memori tersebut akan berguna saat seorang manusia yang iliterate mulai mengenal huruf secara visual (literate). Saat ia melihat hurufnya otak akan mengirimkan bunyi huruf sekaligus memberikan tampilan visual huruf. Begitu pula dengan saat ia mulai membaca kata. Otak akan mengirimkan bunyi “Cah-bai” untuk kata Cabai selagi otak bagian belakangnya menayangkan gambar cabe. Dan uniknya lidahnya pun bisa seolah merasakan pedasnya.
Lalu bagaimana cara mengoptimalkan cara kerja otak untuk belajar membaca?
Untuk tahapan belajar membaca yang ramah otak, lebih lanjut dr. Irnova mengatakan bahwa anak harus berbicara dan berbahasa dulu sebelum membaca. Semakin banyak anak mendengar dan melihat apa yang dibacanya dalam teks, anak akan semakin mudah untuk membaca.
Seperti apa tahapan membaca yang ideal?
Sumardiono dalam podcastnya mengungkapkan tahap belajar membaca terdiri dari :
 Bisa melafalkan teks
 Bisa memahami teks, bisa ditanya dan menjawab,serta bisa menceritakan ulang.
 Bisa mneghubungkan pengetahuan lain dengan buku atau teks yang dibaca.
Mencintai membaca, menikmati proses membaca, merasakan manfaat membaca dan punya keinginan membaca tanpa disuruh.
Jika anak bisa melewati semua tahapan belajar baca tersebut, maka anak akan tumbuh menjadi pembelajar yang cinta membaca.
Berdasarkan tahapan perkembangan otak terlihat bahwa usia terbaik bagi anak belajar membaca adalah 7 tahun ke atas. Hal ini tak hanya penting untuk membuat anak sekedar terampil membaca tetapi juga penting agar anak cinta membaca, karena membaca adalah gerbang untuk belajar semua ilmu yang menjadikan anak cerdas literasi.

Sumber : 
AnitaThatha, “Usia Ideal Anak Belajar Menulis dan Membaca”,tt. Dimuat di https://mommiesdaily.com/2019/09/13/usia-ideal-anak-belajar-dan-bisa-membaca/
Berdasarkan wawancara dengan narasumber dr.Irnova (founder otakanak.id dan multiliterasi.id) pada tanggal 12 Februari 2021.
Pengelola web kemendikbud, “PAUD Harus Tekankan Pendidikan Karakter, Bukan Calistung”, tt. dimuat di https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/02/paud-harus-tekankan-pendidikan-karakter-bukan-calistung
Sumardiono. “Belajar Membaca Saat Usia Dini” dalam Podcast kelas online Homeschooling Usia Dini, Rumah Inspirasi. 
Trelease, Jim. 2017. The Read Aloud Handbook. Jakarta : Penerbit Noura.

Posting Komentar

0 Komentar