Insight pengasuhan dan pelajaran hidup dari drama korea "Our beloved summer"
Siapa yang tidak tahu drama yang baru saja selesai beberapa bulan lalu ini? Drama ini berminggu-minggu menjadi trending di Netflix.
Drama yang di- shoot saat musim panas ini, sangat memanjakan mata penonton dengan kesegaran warna yang hadir dari cerahnya cuaca di musim panas. Baik dari segi videografinya, musik pengiring maupun dari totalitas akting semua pemerannya. Semua dilakukan dengan sangat apik.
Sebenarnya cerita drama ini bisa saja disingkat dalam satu singkatan yaitu CLBK.
Iya, Cinta Lama Bersemi Kembali. Tetapi kepiawaian penulis skenario, kru dan para pemerannya membuat film ini begitu ciamik dan sangat sayang untuk dilewatkan oleh penikmat drama korea yang menyukai cerita-cerita ringan dan manis.
Selain pengemasan yang sangat bagus dan penuh totalitas, drama "Our Beloved Summer" juga memberikan beberapa pelajaran hidup dan pengasuhan yang bisa dipetik.
Maklum, saya menontonnya dari sudut pandang seorang ibu. Saya merasa waktu yang saya habiskan untuk me time harus tetap membawa hikmah yang bisa saya terapkan dalam keseharian saya sebagai seorang ibu.
Jadi, Apa saja pelajaran-pelajaran dari drama Our Beloved Summer Ini?
1.Pelajaran dari pengalaman hidup Kook Yoon Soo.
Sepahit apapun hidup, jika kita menjalaninya dengan penuh kesadaran dalam mengamati setiap hal. Kita akan menemukan ternyata banyak hal-hal yang sebenarnya istimewa tetapi terkesan biasa kalau tak kita perhatikan, apalagi biasanya kita hanya sibuk pada otomatisasi rutinitas hidup sehari-hari.
Ini yang baru disadari oleh Koo Yoon Soo. Ternyata selama ini ia hanya merasa sendiri, padahal sebenarnya tak pernah ia benar-benar sendiri. Selalu ada orang-orang yang tulus membantunya dan menemaninya. Selalu ada tangan-tangan ikhlas yang tak mengharapkan imbalan sama sekali atas kebaikan yang diberikan padanya.
Dia pun juga punya nenek yang begitu menyayanginya, ditambah lagi ia juga punya sahabat Sol i yang begitu peduli dan menyayanginya, serta kenalan-kenalan lainnya yang selalu memedulikannya setulus hati. Baik itu orang tua Choi Ung ataupun yang lainnya.
2. Pelajaran dari Pengalaman Hidup Choi Ung.
Ibu Ung mengatakan Ung adalah putranya. Ia tak pernah kecewa pada Ung. Sejak dulu ia selalu menyayangi Ung apa adanya. Sekalipun sebenarnya Ung bukanlah anak kandung mereka. Ia dan suaminya selalu menyayangi Ung dengan tulus, sekalipun Ung terkesan bermain-main di sekolah bahkan sampai menjadi peringkat terakhir.
Ini adalah pesan berharga bagi semua orang tua. Cintailah dan limpahkanlah kasih sayang tulus dan cinta tanpa syarat pada anak-anak kita.
Cinta yang dicurahkan tanpa berharap atau bahkan berambisi ia akan sukses sesuai atau memenuhi harapan kita.
Cintai dengan tulus, apa adanya, tanpa pamrih disertai “trust”.
Trust bahwa setiap anak diciptakan dengan unik dan memiliki potensi unik yang akan menuntunnya menjadi versi terbaik dirinya.
Dengan demikian, setiap anak akan nyaman dan leluasa bereksplorasi dengan dirinya sendiri.
Sehingga kelak, ia akan menemukan momentumnya masing-masing. Momentum yang akan mengantarkannya pada jalan kesuksesannya.
Anak yang dibesarkan dengan penuh cinta kasih, akan tumbuh menjadi anak yang mudah menemukan jati diri yang akan menuntunnya pada potensi uniknya.
Hal ini terlihat dari kedua orang tua (angkat) Ung yang terus mendukung jalan apapun yang dipilih Ung. Orang tua yang tidak menyadari hal ini, tentu akan sangat stress melihat kebiasaan Ung yang melalui hari-harinya dengan santai. Padahal di Korea Selatan persaingan hidup begitu ketat.
Terbukti, akhirnya Choi Ung sukses tumbuh besar menjadi seniman besar yang dihargai karena keunikan karya dan potensinya. Pada awalnya Choi Ung yang trauma dengan ayah kandungnya yang membuangnya, ditambah pula ia merasa kembali dibuang saat diputuskan oleh Kook Yoon Soo. Hal ini membuatnya tak tahu tentang apa ambisi hidupnya. Tapi seiring perjalanan, akhirnya ia menemukan apa yang disukainya yang ternyata menjadikannya menemukan potensi yang membawanya pada kesuksesan.
Jadi, saat anak-anak kita terasa atau terlihat aneh dan berbeda dengan anak-anak seumurannya, tenang dulu saja. Jangan kemrungsung, panik apalagi stress. Tetap rileks dan optimis. Teruslah menjaga Trust kita pada anak dan pada Penciptanya. Selalu limpahi anak dengan kasih sayang dan cinta tanpa syarat. Kelak Tuhan akan memperlihatkan jalan terangnya.
Selain itu Choi Ung juga mengalami trauma karena ditinggal oleh ayahnya
Trauma luka pengasuhan bisa sembuh saat anak mendapat limpahan bahasa cinta.
Terlihat dari Choi Ung yang sembuh dari trauma masa kecil yg selalu datang dalam bentuk mimpi buruk membuatnya takut berjalan bersama orang yang disayanginya karena takut akan ditinggal.
Awalnya Choi ung merasa dirinya sama dengan Jjajjaong, seekor anjing pemilik toko mainan yang tak mau pergi keluar dengan berjalan sendiri karena trauma dengan pengalaman ditinggal sendiri.
Dulu, dengan majikan sebelumnya, Jjajjang diajak jalan-jalan keluar. Saat diajak jalan-jalan, Tiba-tiba Jjajjang ditinggal sendirian oleh pemilik yang begitu disayanginya.
Membuatnya berada sendirian di luar tanpa siapapun. Hal ini membuat jjajjang trauma. anjing tersebut takut jika diajak pergi keluar dan berjalan dg kakinya sendiri ia akan ditinggalkan sepetu dibuang.
Choi ung melihat sendiri, jjang yang hidup penuh limpahan kasih sayang dari pemiliknya yang baru (pemilik toko mainan) lama kelamaan sembuh traumanya. Si anjing menjadi berani jika diajak pergi keluar dengan berjalan menggunakan kakinya sendiri. Sebelumnya saat keluar ia selalu digendong atau pakai stroller anjing.
Choi ung pun kaget saat melihat ternyata jjanjjang sekarang sembuh dari traumanya. Ia merasa tak ada lagi teman senasib. Tadinya ia merasa sama seperti jjanjjang. Dulu saat berusia 5 tahun, choi ung diajak berjalan jalan ke tengah kota, lalu disuruh ayahnya berbaring kata ayahnya, supaya bisa melihat puncak gedung. Tetapi ternyata, saat ia melakukan apa yg disuruh ayahnya yaitu melihat dan menghitung berapa jumlah jendela gedung di sana. Ayahnya pergi meninggalkannya sendirian tanpa kenal dengan siapapun.
Perasaan takut ditinggalkan inilah yang membuatnya trauma sehingga sering bermimpi buruk. Hal ini membuatnya terkena insomnia begitu diputuskan oleh Kook yoon su.
Sebesar itu pengaruh trauma pada jiwa anak-anak. Semoga kita bisa turut melindungi sebnayak mungkin anak agar tidak terkena trauma atau setidaknya walau tak besar kita tetap bisa terus berperan baik dalam mengurangi ataupun menyembuhkan trauma anak-anak yang ada di sekitar kita.
Sekalipun kita bisa melindungi anak-anak kita dari berbagai trauma, kita tetap harus berusaha turut serta mengurangi rasa trauma pada anak-anak lain yang kelak akan menjadi orang-orang yang hidup bersama anak-anak kita.
3. Pelajaran dari pengalaman pengasuhan hidup Kim Ji Ung.
Sebesar apapun perjuangan dan pengorbanan sang ibu untuk anaknya. Bisa saja tak semuanya rasa cinta ibu sampai pada hati anak jika tak didukung dengan mengkomunikasikannya melalui berbagai bahasa cinta.
Cinta itu harus dikomunikasikan dengan pemenuhan bahasa cinta sesuai kebutuhan dan keunikan masing-masing individu.
Hal ini tergambar saat ji ung menanti ibunya sambil menonton TV hingga larut malam. Padahal saat ibunya pulang, ia hanya ingin ibunya mendengar nya bercerita tentang teman yang baru dikenalnya.
Tapi sayang, ibunya sudah terlalu lelah, tak lagi sanggup untuk mendengarnya bercerita. Sekalipun Ji ung sudah bersusah payah menunggu ibunya pulang.
Mari para ibu, terutama saya sendiri. Seheboh dan seberat apapun harimu, luangkan waktu barang 5 menit, untuk memenuhi bahasa cinta dominan dari masing-masing anak. Agar rasa cinta dan segala perjuangan dan pengorbanan mu untuk anak-anak mu sampai pada mereka.
Karena setiap ibu pasti berjuang mati-matian untuk anaknya. Tetapi, jika tak dikomunikasikan menggunakan bahasa cinta, anak tak akan bisa mengetahui bahwa ibunya benar-benar mencintainya dan mengisi tangki cintanya.
Mengisi tangki cinta sebenarnya tak butuh waktu lama. Cukup meluangkan 5 menit sehari untuk memenuhi tangki cinta anak-anak sesuai dengan jenis bahasa cinta setiap anak, akan menciptakan bonding yang luar biasa, dan membuat kita terhindar dari menjadi ibu yang tak dirindukan.
Luangkan 5 menit sehari untuk mendengarkan mereka bercerita, atau melayani keinginan, atau memberikan hadiah sederhana atau berbicara tulus berupa kata² yang mengungkapkan rasa kasih pada mereka.
Akan membuat mereka tumbuh menjadi pribadi yang hangat dan sadar betapa ibunya menyayanginya. Yang terwujud dalam berbagai aktivitas sesuai bahasa cinta.
Karena, membiarkan anak melalui waktunya tanpa mendapatkan bahasa cinta yang penuh cita rasa bahagia. Lama kelamaan akan membuatnya mati rasa.
Sedemikian besar pengaruh setiap hal yang terjadi pada masa kecil setiap anak pada kehidupan dewasanya. Untungnya kita sebagai manusia diberikan kuasa oleh Allah untuk bisa menjadi kuat dan memutuskan untuk terus bisa menguatkan diri dalam menjalani hidup. Seberat apapun trauma yang kita terima dalam perjalanan hidup, semoga kita selalu bisa menjadikannya tantangan yang semakin menempa dan mengasah kedewasaaan dan kebijaksanaan kita.
0 Komentar