[PARENTING] MENJAGA ANAK DENGAN TAUHID

 




Menjaga Anak dengan Tauhid


Apakah Ibu-ibu yang membaca tulisan ini pernah didera perasaan khawatir dan takut berlebihan terkait keselamatan keluarga terutama anak-anak?


Hidup jaman now itu memang berat sekali karena arus informasinya begitu besar dan bisa membuat kita merasa diserang tsunami. 


Buat seorang ibu yang hidup di jaman sekarang, dunia ini begitu mengerikan dan mengancam keselamatan anak-anak.


Mulai dari ancaman hal-hal sepele yang ada di sekitar kita sampai pada hal-hal besar yang jaman dulu terasa jauh, tetapi internet jaman sekarang bisa membuat ancaman yang jauh jadi terasa dekat dan sangat mengancam keselamatan putra putri kita.


Bagaimana tidak ngeri, hampir setiap hari kita mendengar berita anak diculik, dilecehkan, dibully, dan ditimpa oleh aneka hal mengerikan lainnya. 


Sesederhana kemungkinan bahaya seperti anak kita sedang bersepeda lalu diserempet motor yang ngebut di jalanan.


Sebagai seorang ibu yang sering teledor dan terdistraksi, apalagi saya juga ibu dari 4 anak. 

 Jika tidak eling saya akan mudah sekali terserang ketakutan, overthingking bahkan mungkin anxiety.


Tetapi saya bersyukur dengan kekurangan saya itu, karena dengan begitu saya semakin jadi bergantung pada Allah.


Ya hanya dengan menjadikan Allah sebagai sebaik-baik pelindung, hati menjadi tenang.


Dan memang hanya Allah SWT-lah pelindung yang paling sempurna.


Bagaimana Teknisnya Menjaga Anak dengan Tauhid?


Seperti yang diajarkan para alim ulama, kita perlu selalu berusaha terhubung dengan Allah. Menjaga koneksi, yaitu dengan melakukan semua hal yang Allah ingin kita lakukan. Melakukan semua hal yang membuat Allah senang.


Ternyata inilah makna dari menjadi orang yang bertaqwa, tak hanya sekedar supaya kita jadi umat yang kelak masuk ke syurga-Nya. Tapi ternyata juga supaya kita menjadi umat-Nya yang selalu mendapat limpahan rahmat, karunia, berkah dan perlindungan-Nya selama hidup di dunia.


Ini sejalan dengan salah satu cuplikan hadits yang berbunyi :


“Jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu” dari Abdullah bin Abbas Radiyallahu Anhu


Jagalah koneksi atau keterhubungan dengan Allah, jagalah diri dari semua hal yang Allah larang, dan lakukan semua hal yang Allah perintahkan.


Minimal perbanyak istigfar dan sholawat, minimal 100 kali per hari. Kalau ingin lebih terasa dampaknya 1000 kali per hari atau lebih banyak lagi.


Amalan sederhana ini yang saya jaga untuk memaksimalkan koneksi saya dengan Allah, semoga Allah berkenan mengampuni dosa-dosa saya kemudian Allah berkenan memaksimalkan perlindungan-Nya pada kami sekeluarga.


Memang benar bahwa Allah Maha Pengasih, tanpa dimintai ampunan ataupun nikmat-Nya, Allah akan selalu mengampuni dan melimpahkan nikmatnya pada kita. Tetapi kita juga bisa dan harus dengan sengaja “mengakses” keterhubungan dengan Allah agar selalu diridhoi dan dilindungi Allah.


Sudah beberapa kali kejadian mengerikan “hampir” terjadi pada kami. 


Pernah si SMH3 waktu berusia 2,5 tahun “hampir” masuk ke drum biru ukuran 150 Liter yang berisi air hujan hampir penuh, yang ditampung di teras rumah.


 Ia sedang main sendirian di teras, berdiri di kursi mini dan sedang berusaha memanjat ke dalam drum. Untung si sulung melihatnya dan segera menggagalkan upayanya.


 Saya tak sanggup membayangkan jika si sulung tidak datang, dan kami baru menyadarinya ketika semuanya sudah terlambat. Alhamdulillah, perlindungan Allah menggerakkan si sulung datang.


Tahun 2024 Si sulung SMH1 juga pernah tangan kanannya “hampir” patah karena ia berusaha mengambil bola bowling ke bagian dalam mesin bolanya dengan tangan kanannya. Katanya ia sempat merasakan tangannya hampir tertarik ke dalam mesin. Saya tak sanggup membayangkan apa yang terjadi kalau benar-benar tertarik masuk ke dalam mesin, aneka kata seperti amputasi dan lain-lain berputar-putar dalam kepala saya. Alhamdulillah, tangannya hanya sedikit memar, meleset sedikit saja, naudzubillah. 


Yang paling menakutkan adalah ketika SMH4 berusia 19 bulan. Ia hampir tenggelam karena berhasil memanjat dan masuk terjebur ke dalam bak mandi.

Kebetulan saat ia bermain air, saya sambil mencuci di dekatnya. Dengan segala upaya, ia berdiri di pinggir baskom yang ada di sebelah bak. 

Berusaha memanjat, yang akhirnya berhasil dan ia masuk ke dalam bak yang penuh berisi air. Sempat beberapa detik ia ada di dalam air.


Dalam kecepatan sepersekian detik saya langsung berlari, mengambilnya dari dalam bak dan memeluknya. Untung saya sedang ada di sana dan sedang melihat ke arahnya. Tak terbayangkan akan seperti apa gilanya saya jika saya tak Allah takdirkan berada disana atau sedang sibuk dengan aneka distraksi lain, baru kemudian menemukannya. Lagi-lagi Alhamdulillah.


Saya sadari kemampuan saya bersholawat, beristigfar dan berdzikir masih jauh dari sempurna dan sering terlupa. Tapi Insyaallah, ketika kita sudah memasang niat untuk menjalani hidup dengan melakukannya, Allah akan mempermudah kita untuk istiqomah menjalankannya.


Sungguh, sebagai ibu, kita ini manusia lemah, lalai dan banyak kekurangan. Saya juga dulu sering mendengar adik-adik sepupu saya kadang patah tangan, kadang jatuh dari pohon patah kaki, berantem dengan teman kepalanya bocor. Bahkan ada anak-anak yang sengaja diculik tak bisa kembali sekalipun orang tuanya punya uang tebusan, karena anaknya diperjualbelikan organnya.


Terlalu banyak hal mengerikan yang mengintai anak-anak kita setiap waktu. Jika kita bersikeras membuat perlindungan hanya bersandar pada kemampuan diri kita, kita hanya akan menghadirkan kecemasan dan ketakutan.


Maka di titik inilah Tauhid, kebergantungan kepada Allah menjadi cara kita melindungi anak-anak kita. Karena memang hanya Allah yang Maha Melindungi, bukan kita ibunya.


Menurut saya Tauhid menjadi solusi buat mengatasi kecemasan para ibu agar tidak menjadi over protektif pada anak-anaknya. Sebab anak-anak untuk bisa tumbuh dan berkembang ia butuh mengeksplorasi dunia. 


Kita memang tak bisa menyediakan dunia yang steril dari marabahaya bagi anak-anak kita. Tapi kita bisa berdoa dan berdzikir tanpa putus memohon kepada Allah melindungi anak-anak kita.


Memang hanya Allah sebaik-baik pelindung, dan doa kita para ibunya sebagai salah satu pengaktivasi perisai Allah itu.


***

Elsa Mur
Solo, 17 September 2025
02.15 WIB



Posting Komentar

0 Komentar