Narasi CYB bab 3 : Sadari Batas Otoritas Orang Tua
Cara pengasuhan yang lazim terjadi adalah parent centered (kubu tradisional) dan children centered (kubu pemujaan anak).
Di kubu pertama posisi anak adalah sebagai hamba, sementara di kubu kedua anak ada di posisi yang di puja dan dimanja.
Kedua kubu ini memiliki perbedaan yang sangat ekstrim. Yang satu terlalu keras bahkan bisa saja sampai melukai hak-hak anak. Sedangkan yang satunya terlalu memanjakan sehingga orang tua pun menghamba pada anaknya.
Lalu dimanakah pilihan Charlotte Mason?
Menurut CM mendidik anak bukanlah masalah kecil. Orang tua harus memiliki otoritas, dan anak harus memiliki ketaatan. Dengan dua komponen tersebutlah sebuah rumah tangga bisa berjalan dengan baik.
Secara intuitif anak akan menaati orang tuanya sebagai otoritas. Respek anak pada orang tua akan baik, selama orang tua selalu percaya diri atas otoritasnya.
Ini perlu disadari, dipertahankan dan dilatihkan pada anak sejak mereka usia dini.
Jadi, prinsip utama menurut CM dalam pendidikan anak oleh orang tua adalah otoritas dan ketaatan.
Anak wajib taat pada orang tua selama masoh sesuai dalam batasan Hukum Tuhan, hukum alam, hukum kebenaran hakiki dan hukum universal.
Sehingga orang tua tidak boleh semena2 terhadap anak melewati batasan hukum2 tersebut.
Anak wajib taat sempurna pada orang tua.
Tetapi orang tua perlu sadar bahwa setiap perintah atau aturan yang dibuatnya harus menaati hukum2 tersebut.
Misal, saat memerintahkan sebuah aturan orang tua perlu memeriksa apakah aturan tersebut sesuai dengan ilmu psikologis, fisiologis dan apakaha selaras dengan fitrah anak dan alam.
Perintah apapun yang telah mematuhi semua kaidah tersebut wajib dipatuhi oleh anak tanpa anak berhak menuntun penjelasan.
Tapi tentu kepatuhan dan ketaatan seperti itu tidak langsung terbentuk saat anak terlahir.
Ketaatan tanpa tanya dan langsung dikerjakan akan bisa terlaksana saat anak sudah terlatih dan terdidik.
Maka di sanalah langkah selanjutnya bagi orang tua, setelah mereka menyadari batasan otoritasnya. Melatihkan kebiasaan taat atau Habit of obedience.
Pendidikan yg diusung CM ini bisa disebut principle-centered parenting.
Dalam prinsip ini posisi anak dan orang tua setara.
Batasan jelas otoritas orang tua adalah menghargai anak sebagai pribadi yang unik, anak diberi kesempatan untuk menjadi dirinya sendiri dan mengekspresikan dirinya sebagai individu yang otentik.
Orang tua dianggap melewati batas otoritas jika dengan sengaja memakai rasa takut, rasa cinta atau mempermainkan hasrat anak demi memenangkan ketaatan anak.
Otoritas orang tua dikatakan berhasil bila otonomi anak menjadi semakin kuat.
Satu keputusan saja yang ditentukan oleh orang tua pdahal anak mampu memutuskan sendiri merupakan pelanggaran hak anak dan melanggar batas otoritas orang tua.
Dalam penerapannya, dibutuhkan seni memimpin yang membuat proses pendidikan anak terasa penuh dengan kedamaian, kebahagiaan, kebenaran dan keadilan, agaman dan kesalehan tanpa ada keperluan untuk menghukum.
Refleksi :
Selama hampir 11 tahun terjun mengasuh dan mendidik anak sendiri, saya merasa di awal saya benar-benar menerapkan pola asuh seperti yang diterapkan oleh orang tua saya.
Khas orang tua jaman dulu, orang tua saya juga dominan atau parent centered. Pasa satu Orang tua selalu benar, jika orang tua salah kembali ke pasal satu.😁
Walau begitu orang tua saya tidak sepenuhnya menganut parent centered. Terutama Ibu saya. Dalam membesarkan saya dan saudara2 saya beliau tetap menghargai pendapat kami tapi dengan tetap memberikan batasan-batasan sesuai hukum Tuhan dan hukum alam.
Bertahun-tahun menempa diri sebagai ibu membuat perjalanan saya penuh warna warni. Di awal2 memang saya tertarik pada children centered.
Karena ini mendominasi parenting jaman now.
Tapi kemudian saya disadarkan saat beberapa kali berdiskusi dg ibu saya dan mengamati beberapa keluarga dan pola pendidikan rumah tangganya.
Saya menyerap dari ibu saya bahwa, dalam mengasuh dan mendidik anak kita harus memiliki prinsip dan terus menerus memperbarui diri dengan ilmu agar tidak salah langkah berkepanjangan hingga kelak mendatangkan penyesalan.
Beruntung saya bertemu dengan begitu banyak guru yang membuka wawasan saya.
Salah satunya saya bisa Bertemu dengan CM dan mba ellen. Ini membuat saya semakin bisa rileks dalam mengasuh dan mendidik anak2 dengan standar idealis saya.
Semakin kesini, penerapan pengasuhan semakin lebih mudah saat saya semakin hari terus melatihkan mindfulness dan empati pada anak2.
Anak adalah pribadi utuh yang layak mendapatkan empati.dan kitapun sebagai orang tua adalah pribadi yang utuh yang juga layak mendapatkan empati dari diri kita sendiri.
Kesadaran akan hal ini membuat hasrat ingin menguasai anak terasa jadi berkurang dan emosi pun cenderung jadi lebih mudah kalem.
Berikut link materi terkait :
https://youtu.be/MZ9UuY8AuU4?si=g3A8q5EPARmnHy2W
0 Komentar