Narasi Kajian vol.6 Pendahuluan
A philosophy of Education
III ( page 14- selesai)
CMID Solo Raya
Kamis,26 Juni 2025
08.30-09.45 WIB
Setiap manusia memiliki hasrat pada pengetahuan secara alamiah.
Semua cabang ilmu yang ada di dunia ini menarik karena kita ada di dalamnya dan ingin tahu lebih banyak.
Rasa haus akan pengetahuan membuat anak butuh dan berhak atas kurikulum yang luas dan beragam.
Semua kurikulum yang beragam harus diasup anak tanpa pembatasan.
Tetapi dengan berbagai keterbatasan kita, bagaimana cara memenuhinya?
"Membaca supaya bisa mengerti" inilah metode yg ditemukan CM sebagai salah satu jalan belajar.
Baik para cendekia yang bisa berbicara tentang topik apa saja, maupun para pakar yang ahli dalam satu subjek khusus. Keduanya belajar dengan cara yang sama.
Ini juga bisa diterapkan baik pada anak sekolah maupun anak yang dididik di rumah.
Anak secara alami terlahir lapar akan pengetahuan sekaligus disertai kemampuan untuk memusatkan perhatian. Sepertinya semakin baik daya perhatian, semakin kuat kemampuan mengingatnya.
Jika Anak terkesan hanya ingin tahu dan berkonsentrasi pada hal yang diminatinya. Ini terjadi karena pelajaran direncanakan tanpa mempertimbangkan cara kerja budi.
Berikut cara kerja budi :
- Budi hanya berminat pada pemikiran, imajinasi dan argumen bernalar
- Budi hanya bisa menyerap fakta yang disajikan secara sastrawi
- Budi selalu bekerja aktif maka akan kelelahan jika terus jadi pendengar pasif.
- Budi lebih suka sajian yang sastrawi karena membangkitkan rasa ingin tahu sehingga jadi lebih mudah fokus menyimak berbagai topik.
Dalam penerapan metode CM :
Tidak ada ceramah.
Di pagi hari dijadwalkan untuk membaca buku-buku tentang banyak subjek.
Waktu tersedia hanya untuk sekali baca
Semua bacaan diuji dengan menarasikan sebagai atau keseluruhan, secara lisan atau tertulis.
Hasilnya para siswa bisa mengingat bacaanya dan juga bisa memusatkan perhatian dengan luar biasa.
Mereka mampu mengeja dan mengarang dengan mudah. Serta tumbuh menjadi pribadi yang cendekia dan berwawasan.
Untuk siswa house of education diberikan layanan mengirimkan daftar tugas bacaan per caturwulan dan layanan menguji hasil belajar pada akhir caturwulan.
Daftar bacaan per jenjang bisa diselesaikan dengan mudah selama durasi sesi akademis di pagi hari.
Vol.6 paraphrase page 16
Narasi bukanlah melatih hafalan semata.
CM mengatakan, uji coba saja dengan membaca satu bab buku Boswell dan coba narasikan menjelang tidur.
Terlepas seperti apapun hasilnya, kita akan mendapati bahwa bernarasi itu menuntut akal budi bekerja dengan maksimal.
Saat akal budi memusatkan perhatian, seluruh bacaan jadi tervisualisasikan dan perhatian jadi terpusat.
Ini akan membuat kita menyerap dan memahami apa yang kita baca.
Proses ini berbeda dengan menghafal. Menghafal harus ada pengulangan berkali-kali, terkesan tersimpan di kepala tetapi sebenarnya tidak betul-betul terserap.
Kita cenderung melupakannya setelah kepentingan untuk menghafal selesai.
Menurut CM hafalan penting dalam pendidikan walau hanya bersifat sementara. Tapi sarana yang utama dalam pendidikan adalah memusatkan perhatian.
Ada pepatah,
"Budi tak mampu mengetahui apapun, kecuali jawaban yang ia produksi sendiri terhadap pertanyaan yang ia ajukan pada dirinya sendiri."
Pertanyaan harusnya datang dari budi, dan kemudian dijawab sendiri oleh budi. Maka terjadilah dialog batin.
Upaya untuk menggunakan memori hafalan justru akan melemahkan kekuatan memusatkan perhatian. Padahal budi hanya perlu memusatkan perhatian.
Jadi jika guru ingin mengajukan pertanyaan, harus dilakukan setelah narasi.
Satu faktor umum dalam aktivitas budi adalah ATENSI.
Atensi selalu awas, gesit dan konsisten asalkan materi yang disajikan singkat dan tidak bertele-tele.
Intelek butuh motivasi moral. Para siswa diberikan kesadaran bahwa setelah membaca mereka akan diminta memberikan narasi tulis atau tidak tertulis.
Mereka tidak akan bisa mencontek atau mendapatkan siaran ulang. Dannjuga bernarasi sangat disukai siswa jadi tak butuh usaha besar untuk meminta mereka bernarasi.
Page 18
Filosofi ini terbukti sukses dan berhasil di lapangan. CM berharap ia sudah berhasil menjadikannya suatu sistem filosofi terapan.
Singkatnya, anak adalah pribadi utuh yang memiliki kebutuhan spritual serta kemampuan untuk mencerna berbagai asupan spiritual.
Asupan spiritual itu berupa pengetahuan selayaknya makanan bagi jasmani.
Jadi seorang anak sudah terlahir dengan hasrat untuk pengetahuan, kemampuan untuk menyerapnya dengan memusatkan atensi, kemampuan mengolah pengetahuan dg berimajinasi, berefleksi, dll.
Selain itu anak juga memiliki minat alamiah terhadap pengetahuan yang ia butuhkan.
Serta kemampuan untuk menyimpan, mengartikulasikan pengetahuan dan mengasimilasikan
Dengan demikian guru hanya perlu memberikan motivasi moral agar anak bisa memusatkan atensi.
Motivasi moral itu adalah kesadaran anak bahwa ia akan diminta menarasikan apa yang dibacanya. Maka kita butuh buku-buku terbaik untuk disajikan.
Anak-anak butuh pengetahuan yang beragam, maka diberikan kurikulum yang kaya dan beragam.
Yang perlu dilakukan guru:
1. Mengarahkan dengan seperlunya
2. Simpati pada pekerjaan siswa
3. Menyediakan banyak kata motivasi
4. Membantu dalam hal teknis (menyiapkan eksperimen, tata bahasa, sains dan matematika.)
Dengan begitu, siswa bisa belajar dengan sukacita, begitu juga para guru, lebih punya banyak energi untuk menemani dan siswa.
Prinsip-prinsip ininharus dilakukan secara tepat tanpa dispensasi tidak ada istilah "kurang lebih".
Budi hanya bisa menyerap ide dan fakta yang terkoneksi dengan ide-ide hidup sebagai pengikatnya.
Anak-anak yang dididik dengan cara ini terbukti berkembang kemampuan, kekuatan karakter, pengendalian diri, inisiatif dan rasa tanggung jawbanya.
Bahkan sejak usia Anak-anak mereka telah mampu menjadi pemikir dan warga negara yang baik.
Metode pendidikan CM memberikan siswa suatu fondasi pengetahuan dan pemikiran.
Fondasi ini membuat mereka dekat dengan koleksi karya sastra dan sejarah sehingga membuat mereka mampu menjalin ikatan batin antar manusia.
Anak-anak yang telah memiliki fondasi ini akan memiliki budi yang kokoh serta keluhuran karakter.
Pandangan dan kontemplasi pribadi :
Menurut saya metode CM ini memang sangat esensial dan selaras dengan kodrat setiap anak manusia.
Dalam metode pendidikannya tidak dibutuhkan banyak waktu dan energi dalam proses akademis.
Pekerjaan pendamping belajar atau gurupun sangat sedikit.
Anak hanya perlu dibuatkan daftar bacaan, dibaca saat pagi hari, kemudian diminta untuk bernarasi.
Memang banyak sumber-sumber buku bermutu dibutuhkan dan biasanya sudah cukup langka. Tapi dalam prosesnya baik guru ataupun siswa benar-benar hanya melakukan sedikit membaca, tapi bisa mengembangkan akal budinya dengan seluas-luasnya.
Hal yang menjadi catatan saya, dalam metode pendidikan ini, siswa tidak dituntut untuk menghafal.
Tapi dituntut untuk paham, untuk kemudia kepahamannya tersebut akan menuntunnya menjadi pribadi dengan budi yang kokoh dan berkarakter luhur, dimana 2 hal ini adalah komponen penting agar siswa menjadi pemikir, warga negara yang baik dan pribadi yang magnanimous.
Dalam praktiknya siswa melakukannya menggunakan aneka bawaan lahir yang memang sudah terinstal dalam dirinya.
Jadi kita hanya perlu menggunakan semua hal yang sudah ada secara alamiah dengan selaras untuk bisa mendidik siswa/anak tumbuh menjadi pribadi magnanimous.
Solo,
Kamis, 26 Juni 2025
0
0 Komentar