Skema Pemaafan yang Berkaitan dengan Birrul Walidain dan Forgiveness Therapy

 






    Soft launching buku antologi terakhir Dandiah di tahun 2021 diadakan beberapa hari lalu tepat tanggal 26 desember 2021. Buku antologi yang berjudul "Trip To Forgive seri 2" ini berisi sebagian kisah para penulis dalam berproses menuju pemaafan. Kumpulan kisah di buku ini bisa menjadi inspirasi kita untuk memulai perjalanan memaafkan.


    Alhamdulillah saya berkesempatan untuk ikut serta berkontribusi dalam buku ini lewat tulisan setelah sebelumnya mengikuti workshop Membasuh Luka Pengasuhan yang diadakan oleh Dandiah Care Center.


Acara Soft Launching ini dihadiri oleh beberapa tokoh seperti Diah Mahmudah dan Dandy Birdy dari Dandiah Care Center, juga dihadiri oleh Abah Rama Founder Talent Mapping, Asep Haerul Gani dan beberapa tokoh lainnya. Dalam acara ini juga diberikan bantuan hasil pengumpulan dana bantuan untuk korban bencana alam yang difokuskan untuk trauma healing masyarakat yang terkena bencana. 


Pemaparan Kang Asep tentang Birrul Walidain dan Forgiveness Therapy sangat menarik dan mencerahkan. Adapun beberapa catatan penting dari pemaparan Kang Asep Haerul Gani tentang Birrul Walidain dan Forgiveness Therapy, yaitu:



  1. Luka Batin Sebagian Besar Berkaitan Dengan Ibu

Beliau menyampaikan tema pemaafan dari hasil pengalaman menemani klien selama bertahun-tahun, sebagian besar berkaitan dengan ibu. Sebagian besar  yang mengalami luka batin atau luka pengasuhan berkaitan dengan tindakan ibunya dalam masa pengasuhan. Sebaliknya pula,  pemaafan juga harus menjadi kompetensi seorang ibu. 


Bekas-bekas luka di masa kecil sang ibu yang menimbulkan luka batin perlu disembuhkan agar tak menjadi warisan yang juga jadi diturunkan pada anak-anaknya. 


Seperti yang banyak kita temui dan saya sendiri juga mengalami. Tak jarang ibu yang memiliki luka batin di masa kecil tanpa sadar menjadi reaktif pada anak-anaknya.


Lebih lanjut menurut Kang Asep, terlepas apakah kita berada dalam posisi seorang ibu ataupun seorang anak, kita perlu melatih keterampilan pemaafan. 


 Kenapa? Karena pemaafan berkaitan erat dengan birrul walidain. Tema luka batin yang sebagian besar terjadi dengan ibu, menyebabkan sebuah masalah. Luka batin membuat jasa ibu yang begitu besar bahkan sampai hampir merenggut nyawanya pada anak, terasa hilang karena tertutup oleh luka batin. 


  1. Luka Batin Perlu Diselesaikan dengan Ilmu dan Wawasan

Orang yang memiliki luka batin, baik karena keterbatasan keterampilan dan wawasan akan menggiringnya menjadi ketidakmampuan untuk melakukan pemaafan pada luka batin, hingga kemudian berubah  menjadi pemakluman. Selayaknya matahari terbit dan terbenam di sore hari.Pemakluman yang jika tidak dijernihkan dengan pemaafan akan menjadi masalah baru.


Proses pemaafan ini membutuhkan kejujuran dan keadilan dalam memandang peran orang tua, agar bisa bersyukur dan tak hanya berfokus pada luka batin. Latih kesyukuran alih-alih menyalahkan keburukan ibu yang menyebabkan luka batin.


Kita harus mengingat lagi, betapa keras perjuangan ibu agar anaknya bahagia. Adapun semua omelan, teriakan,  cubitan, dan amarah lainnya hanya hal kecil dibandingkan besarnya  rasa sayang, rasa kasih,perjuangan dan pengorbanan ibu pada kita.

Dengan pemahaman seperti itu kita akan lebih mudah memaafkan ibu yang kita anggap menyebabkan luka pengasuhan. Rasa syukur pun  akan hadir lebih mudah sehingga menimbulkan rasa belas kasih pada ibu. Dengan demikian kita akan lebih mudah memaafkan ibu kita.


Dalam proses pengasuhan yang panjang dan banyak tantangan bisa jadi dan wajar jika ada omelan atau cubitan dan hal-hal lain yang mungkin dianggap anak sebagai sesuatu yang melukai.


Dengan demikian kita tahu memang ada tindakan yang tidak bisa kita terima, dengan semua pemahaman dan wawasan kita jadi memahami latar belakang ibu kita duku melakukan itu.


Bagaimana anda merespon dengan cara yang penuh welas asih dilandasi kasih sayang pada anak yang memiliki luka batin oleh orang tua. Dalam memerdekakan dan membahagiakan diri kita


Memang ada tindakan yang tidak bisa kita terima pada masa lalu tetapi kemudian ketika kita menerima dengan lapang dada bahwa hal itu memang sudah terjadi. Disertai pemahaman bahwa perilaku dan tindakan itu wajar terjadi dengan memahami kondisi ibu atau orang tua kita saat itu. Dengan demikian kita jadi memiliki rasa kasih dan sayang pada ibu kita. Maka kemudian rasa syukur pun akan datang.


  1. Indikator Pemaafan

Indikator dari pemaafan adalah ketika kita mampu berbuat baik pada orang-orang yang menyebabkan luka batin.

Pemaafan itu diwujudkan dalam tindakan dan prasangka yang lebih baik. Dalam rangka menyamankan, memerdekakan dan membahagiakan diri kita, mari kita belajar memafkan ibu kita maupun siapa saja yang pernah melukai batin kita baik sengaja ataupun tidak sengaja. Jika tidak melakukan pemaafan, kita akan merugikan diri kita sendiri. Pikiran terbebani dan terasuki, kejernihan hati jadi teracuni yang menimbulkan penyakit hati. Pemaafan adalah obat untuk penyakit.


Pemaparan Kang Asep membuat acara ini berlangsung haru disertai air mata dari para kontributor. Acara ini jadi semakin seru karena juga dihadiri secara virtual  oleh beberapa orang tua kontributor yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia.


Seperti apapun luka batin yang ditimbulkan orang tua pada kita dalam proses pengasuhan sejak kita bayi hingga dewasa. Semuanya sungguh sangat kecil jika dibandingkan berbagai pengorbanan, perjuangan kedua orang tua untuk membesarkan kita. 


Bukankah memiliki orang yang menjaga, memperjuangkan dan rela berkorban apa saja tanpa mengharap balasan adalah suatu anugrah. Memiliki orang tua adalah anugrah yang sangat indah dari Allah.


Jikapun dalam perjalanan pengasuhan adakalanya mereka lemah dan lalai, mari kita maafkan. Sungguh mereka sudah begitu bersungguh-sungguh berjuang demi memberikan yang terbaik bagi kita anak-anaknya. Dan ingatlah lagi, tak semua anak bisa beruntung, tumbuh besar dengan didampingi oleh orang tua yang memperjuangkannya.

Semoga dengan terus mengasah keterampilan pemaafan, kita semua bisa berbakti lebih optimal dapa kedua orang tua serta mampu mendidik dan mengasuh anak-anak kita tanpa dicemari oleh hal-hal yang disebabkan oleh luka batin semasa kecil.





Padang, Ba'da Subuh.


2 Januari 2022


Elsamur











Posting Komentar

0 Komentar