Pantai Kilang Mandiri, Balikpapan : Waktu Yang Tepat Untuk Mengunjungi Tempat Wisata

 


   Pada hari Minggu kuturut ayah ke kota,eh,21 November 2021, kami sekeluarga yang tadinya berencana #stayathome saja mengingat tanggal yang mulai renta alias tua (hihi). Akhirnya, (lagi-lagi) pergi keluar rumah juga. 


    Keluarga kami entah kenapa memang paling tidak bisa diam di rumah. Kalau kata oma saya dulu, itu karena saya punya tahi lalat di kaki (benarkah ada hubungannya? hehe). Jadinya hari itu kami berkunjung ke pantai Kilang Mandiri Balikpapan yang ramainya, Masyaallah.

    Awalnya saya mengajak suami dan anak-anak sekedar bersepeda di sekitar lingkungan rumah kami saja. Selain lebih hemat dan murah meriah, juga menyehatkan dan mengajarkan anak-anak memahami denah di sekitar lingkungan rumah. 

    Berjalan-jalan di sekitar lingkungan rumah, baik dengan berjalan kaki atau bersepeda tentu akan berbeda sensasi dan stimulasi yang ditimbulkannya bagi anak-anak. Hal ini akan membuat pengalaman anak menjadi lebih kaya sehingga mereka bisa belajar lebih banyak hal terkait lingkungan di sekitar rumahnya.

   

     Liburan atau berkunjung ke tempat wisata paling enak menurut kami adalah saat orang lain sedang tidak libur. Dengan begitu, mata maupun diri kita jadi punya lebih banyak ruang yang bisa dinikmati. Selain itu kita juga tak perlu juga antri panjang yang mengular hanya untuk ke toilet. Tentu akan terasa lebih seru, rasanya seperti ditraktir satu taman hiburan oleh Tao Ming Tse. Kosong tak ada pengunjung lain, semua terasa jadi milik kita.


    Di satu sisi kami bahagia suasana pandemi tak lagi horror, mencekam dan menyedihkan. Sungguh sedih melihat tempat wisata jadi kosong melompong dan banyak yang terbengkalai. Apalagi saat melihat banyak hotel yang ditutup dan karyawannya di-PHK dan gedung hotelnya jadi gedung yang terbengkalai. Tapi di sisi lain, saat PPKM mulai selesai dan orang-orang mulai ramai berpergian, kami agak merasa tidak suka. Terlalu "crowded" saja.

    Tempat wisata jadi terlalu padat, mau melakukan apapun harus serba antri, dan sampah benar-benar berserakan karena rendahnya kesadaran dan kepedulian pengunjung untuk menjaga kebersihan (apalagi untuk mengurangi sampah plastik dan sampah tak terurai lainnya, sepertinya masih jauh).

    Pantai yang kami kunjungi kali ini adalah pantai Kilang Mandiri yang dikelola oleh perorangan. Sepertinya pengelola hanya memiliki sedikit karyawan (mungkin karena pandemi) sehingga kontrol akan kerapian dan kebersihan selama pangunjung datang sangat rendah. Pantai ini sebenarnya cukup indah (jika tidak terlalu banyak pengunjung). 

    Walau garis pantainya tak terlalu panjang, karena bagian garis pantai yang lain sudah ditutupi berbagai bangunan, pantai ini cukup bersih dan terawat. Hamparan pasirnya berwarna putih kekuningan, tidak seputih pasir di pulau pasir biasanya. Saat masih sedikit pengunjung, pantainya masih bersih tak ada satu pun sampah. Ombaknya yang tidak terlalu besar menepuk bibir pantai dengan lembut, sambil perlahan-lahan semakin lama semakin naik karena pasang. Di beberapa bagiam masih terdapat tanah yang ditumbuhi rumput dan beberapa pohon kelapa. Di sini ada cafenya yang bernama "Cafe Kilang". Nah, kelapa muda di kafenya diambil dari pohon kelapa yang tumbuh di sini. Seru ya, jadi minim modalnya.

Di foto ini terlihat dua orang petugasnya sedang mengambil kelapa muda. Satu orang memanjat, sedangkan yang satunya menanti di bawah. Hal ibi berneda sekali dengan di kampung saya, Sumatra Barat. Di kampung saya, yang memanjat pohon adalah Baruak (beruk), sejenis monyet makaka berpantat merah yang sudah terlatih untuk memanjat dan memilih kelapa baik yang muda maupun yang tua.

    Saat cerah seperti ini, warna air lautnya yang biru terang dihiasi beberapa kapal besar yang sedang berlayar, kilang minyak terlihat di kejauahan, serta ada beberapa speed boat dan jet ski yang sesekali datang sekedar berlalu lalang.  Sekalipun mataharinya sangat terik, tapi panasnya tidak terlalu menyiksa walau saat kami kesana masih jam 2 siang. Sungguh sebuah pemandangan dan suasana yang bisa memenuhi kebutuhan kita akan vitamin sea.                                  

    Penataan pantainya cukup bagus dan  menarik. Di bagian pinggir pantainya ditata payung-payung besar berdesain etnik. Di bawahnya terdapat bean bag berwarna-warni yang membuat suasana pantai jadi semarak dan meriah. Sungguh suasana yang membuat kita merasa sedang benar-benar pergi liburan. Duduk di bean bag menatap pantai sambil menyesap Milo dingin dan menggigit hangatnya pisang goreng keju coklat yang bisa dipesan di cafenya,hmm..sungguh kenikmatan yang hakiki.  Walau karena ramai, kita harus mengantri cukup lama.

    Sayang sekali fasilitas terpenting untuk sebuah pantai yaitu toilet dan kamar mandinya sangat memprihatinkan kondisinya. Kamar mandi dan toilet ada tapi kurang terawat. Apalagi saat kondisi ramai seperti yang terjadi hari minggu ini, kebutuhan pengunjung akan fasilitas toilet kurang terpenuhi. Untuk bisa mandi membersihkan anak-anak yang basah kuyup setelah puas main di pantainya kami harus mengantri 30 menit lebih.

    Sungguh bagi kami waktu ideal untuk mengunjugi tempat wisata mana pun, adalah saat orang lain tidak liburan. Seperti halnya rumah yang baru bisa dinikmati saat barang yang berada di dalamnya hanya secukupnya. Begitupula pantai, gunung, mall dan tempat wisata lainnya, baru bisa dinikmati keindahannya saat sepi atau sedikit pengunjung. Maka, berliburlah saat orang lain tidak libur!! 


Catatan tentang kota Balikpapan.

Balikpapan, 23 November 2021




Posting Komentar

0 Komentar